SMP Muhammadiyah 7 YK
28 November 2024

Bulan Merdeka

10 November 2016

Pasti kalian ngga asing dong dengar kata MERDEKA. Kalian tau nggak si merdeka itu apa? Hayoo siapa yang tauuu…….? Yapp bener banget, merdeka itu negara yang tidak berada di bawah kekuasaan negara lain. Perayaan hari kemerdekaan diadakan untuk memperingati hari jadi atau kemerdekaan suatu Negara. Menurut kamus, “merdeka” berarti bebas, lepas, berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Sudah bertahun-tahun Indonesia merdeka bebas dari penjajahan dan belenggu kekuasaan, tapi apakah benar Indonesia sudah sepenuhnya merdeka?


Setelah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta mendambakan sumber daya alam Indonesia dikelola sendiri oleh anak bangsa namun faktanya Negara kita masih menjual SDA untuk dikelola Negara lain dan kita membeli lagi produk jadinya. Jadi kemerdekaan seperti apa yang telah diraih bangsa Indonesia? Apa mungkin merdeka hanya terbebas dari kerasnya perlakuan bangsa-bangsa lain yang dulu memperlakukan rakyat Indonesia sebagai budak pekerja paksa tanpa upah atau di sebut sistem kerja rodi. Kenyataannya, Indonesia masih saja terjajah oleh bangsa lain, terjajah secara halus, bukan lagi menggunakan kekerasan fisik. Bangsa kita di masa kini dijajah melalui teknologi yang membuat generasi muda terbuai dan terlena hingga lupa akan waktunya belajar ataupun beribadah. Efek buruk yang mungkin terjadi adalah bangsa kita akan terbawa arus budaya asing sampai lupa akan budaya sendiri. Contoh nyata yang sudah terjadi adalah anak muda lebih suka memakai produk luar negeri dibanding memakai produk buatan dalam negeri, sementara produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya.


Jadi gimana dong cara kita sebagai penerus bangsa mengartikan kemerdekaan ini? Perjuangan para pahlawan kita yang telah gugur merebut kemerdekaan bangsa Indonesia harus kita lanjutkan, Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan belajar sungguh-sungguh. Selain itu kita harus melestarikan budaya bangsa sendiri, menyaring dulu budaya dari luar yang tidak sesuai dengan budaya kita. Hal yang tak kalah penting adalah memperbanyak ilmu agama agar terhindar dari pengaruh negatif budaya yang tidak kita inginkan sehingga Indonesia bisa merdeka di segala aspek.


Ibu Misbah punya pendapat lain. Guru mata pelajaran PKn yang pernah ke luar negeri bersama siswa SMP Muhammadiyah 7 ini berpendapat gambaran tentang bebas dalam kemerdekaan di segala bidang bisa membuat seseorang melakukan sesuatu sebebas-bebasnya hingga lupa akan kewajibannya saking merasa merdeka, itu yang salah. Memaknai kemerdekaan dengan benar adalah dengan berpikir dan bertindak secara bebas namun tetap dibatasi dengan norma norma yang berlaku dan harus didasari Pancasila. Cara untuk mempertahankannya adalah mengisi kemerdekaan dengan berkorban dan berjuang untuk membela Negara, dimulai dengan membangun diri sendiri.


Apa benar kebudayaan bangsa asing dapat merusak identitas kita? Hal itu tergantung bagaimana kita menanggapinya. Ada unsur budaya yang boleh kita tiru, kalau perlu di kembangkan lagi, tapi kita tidak boleh asal meniru, bisa-bisa kita terjerumus ke lubang hitam. Kita sebagai remaja yang cerdas harus bisa menyaring dengan berpedoman pada Pansasila. Dalam hal kemajuan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia, kita boleh belajar dari mereka. Bentuk penjajahan yang harus kita waspadai sekarang adalah secara tidak sengaja kita dijajah lewat pergaulan bebas dan hiburan yang membuat kita terlena, lupa waktu untuk belajar, beribadah atau sekedar membantu orang tua di rumah.


Dulu para pejuang bersusah payah bertaruh nyawa merebut kemerdekaan Indonesia dan sekarang saatnya kita mengisi kemerdekaan. Tokoh pahlawan yang menjadi motivasi Ibu Misbah adalah RA. Kartini dan wujud partisipasinya adalah mengajarkan kepada anak bangsa untuk tau mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu menjadi guru untuk membimbing ke jalan yang lurus. Saran dari Ibu Misbah untuk remaja jaman sekarang adalah meningkatkan iman dan takwa, selalu belajar agar bangsa Indonesia atau kita sendiri tidak dibodohi orang lain.